Minggu, 24 Agustus 2008

Biji bunga matahari dan 3 lebah

Perjalanan masih jauh. 3 kepala berpisah di perempatan jalan, di bawah redup abu pabrik murahan. 2 lebah di barat, satu di tengah jawa dan biji bunga matahari di timur. Kabar tak ada, doa tetap disenandungkan.
Pada suatu sore perbincangan di mulai di kebun belakang. Perpisahan akan terjadi, kisah akan merebak di mana kaki berpijak. Tak usah khawatir, ujar lebah ke-2,waktu masih panjang dan akan selalu ada pertemuan yang lain.
Satu lebah lain mengetok kepalaku, 3 ketukan di bagian belakang. Puisi membuat hatimu lembut, seperti angin pelan membelai pipi yang ranum. Pertemuan adalah ikrar. Puisi adalah rumah.
Seperti burung manyar, berkelana dari satu pesisir ke tanah lain. Diselipkan puisi di antar kedua sayapnya, menyebarkan benih di setiap tempat. Sayap-sayap yang retak. Kaki yang lelah. Tubuh yang bau. Hujan membersihkan, membalut lelah menjadi puisi yang Indah.
Matahari coklat, sinar jingga menerobos kening yang berkerut. Biarkan pintu rumah terbuka. Bum !

Tidak ada komentar:

Templates by Blog Forum